Oct 16, 2011

Budidaya Belut Di Tegal ?

Belut Budidaya
Warteg.Org - Mana yang lebih enak? Synbranchus Bengalensis Mc Clell, Monopterus Albus Zuieuw, Macrotema Caligans Cant? Bagi kita yang doyan belut sepertinya tiga jenis belut diatas sama-sama enak dan lezat untuk disantap. Belut Rawa, Belut Sawah, atau Belut Kali sepertinya tidak ada bedanya.

Sejak kurang lebih 20 tahun lalu belut mulai dikenal dan digemari di negara kita. Sekarang ini malah banyak yang membudidayakan dan menjadi salah satu komoditi untuk di jual ke luar negeri. Belut hidup di air tawar, tubuhnya bulat memanjang, licin, disertai sirip punggung. Makanannya tak lain anakan ikan yang masih kecil-kecil.

Jepang, Taiwan, Perancis, Malaysia dan Taiwan adalah pusat perikanan belut dunia. Jawa Barat dan Yogyakarta merupakan sentra perikanan belut di Indonesia. Sebagai sumber protein hewani belut tentu saja sangat baik bila dikonsumsi, apalagi belut adalah juga sebagai obat penambah darah selain sebgai pemenuhan kebutuhan lauk sehari-hari.


Ikan Belut termasuk tidak terlalu sulit untuk dibudidayakan, selain tidak membutuhkan kondisi cuaca khusus, dapat hidup di dataran rendah atau dataran tinggi. Belut juga tidak membuthkan lingkungan dengan kelembaban dan curah hujan yang khusus. Terpenting adalah kondisi perairan harus bersih dan kaya oksigen apalagi untuk benih yang masih kecil. Selain suhu udara optimal untuk pertumbuhan yang baik 25-31 Celcius, kualitas air untuk pembudidayaan juga harus bersih, tidak kerus sekali, apalagi tercemar bahan kimia beracun atau limbah.

Bagi anda yang mau coba membudidayakan belut, silahkan simak pedoman teknis budidayanya yang saya tulis kembali disini.


PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
  1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
    1. Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm.
    2. Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.
    3. Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m 2 . Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m 2 . Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m 2 . Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m 2 . Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m 2 , hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3-50 cm.
    4. Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bak tidak perlu diplester.
    5. Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya.
    6. Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam.
  2. Penyiapan Bibit
    1. Menyiapkan Bibit
      1. Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan.
      2. Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam.
      3. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.
      4. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m 2 . Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama ± 1 (satu) bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.
    2. Perlakuan dan Perawatan Bibit
      Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.
  3. Pemeliharaan Pembesaran
    1. Pemupukan
      Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama.
    2. Pemberian Pakan
      Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.
    3. Pemberian Vaksinasi
    4. Pemeliharaan Kolam dan Tambak
      Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.
HAMA DAN PENYAKIT
  1. Hama
    1. Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
    2. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus.
    3. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
  2. Penyakit
    Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
PANEN

Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
  1. Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
  2. Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen). Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.
Mari kita coba membudidayakan belut di Kota Tegal, selain sebagai hoby dan bisa dimanfaatkan untuk menambah nilai gizi asupan sehari-hari, semoga saja anda malah bisa memanfaatkannya sebagai peluang usaha dan sukses besar dengan serius berbisnis budidaya belut ini. Selamat berbudidaya!

Sumber : Proyek PEMP, Bappenas